Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kooperatif Jidsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Istilah kooperatif memberikan gambaran bahwa adanya hubungan yang terjadi antara dua orang atau lebih. Hubungan ini dapat berupa kerjasama dan saling membutuhkan dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang mungkin timbul, sehingga mereka yang terlibat didalamnya mempunyai keberanian dalam memecahkan suatu permasalahan bahkan akan lebih muda dipecahkan. 

Pembelajaran kooperatif atau cooperatif learning mengacu pada metode pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Khas pembelajaran kooperatif, siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok kooperatif dan tinggal bersama sebagai satu kelompok untuk beberapa minggu atau bulan. Mereka biasanya di latih keterampilan-keterampilan khusus untuk membantu mereka bekerja sama dengan baik, sebagai misal menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan dengan baik, mengajukan pertanyaan dengan benar, dan sebagainya (Ibrahim dkk., 2000).

Nur dan Wikandari (2000) mengatakan bahwa pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran, menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok (4 orang dalam satu kelompok) untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Sekali lagi, penekanan pada hakikat sosial dalam belajar dan penggunaan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berpikir dan sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan pengertian atau miskonsepsi-miskonsepsi diantara mereka sendiri. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada proses berpikir teman sebaya mereka; metode ini tidak hanya membuat hasil belajar terbuka untuk seluruh siswa tetapi juga membuat proses berpikir siswa lain lebih terbuka untuk seluruh siswa.

b. Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif

Pengorganisasian pembelajaran pada pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran, dua atau lebih individu saling tergantung sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.

Ciri-ciri dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
  1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
  2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
  3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.
  4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ibrahim dkk. (2000) terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Seperti yang telah dijelaskan di atas terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran kooperatif, dan langkah-langkahnya sedikit bervariasi bergantung pada pendekatan yang digunakan. Enam tahap pembelajaran kooperatif dirangkum pada tabel di bawah ini.

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.
Pase-1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase-2

Menyajikan informasi
Pase-2 Guru menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
Pase-3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Pase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi
Pase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan
Pase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

d. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas

Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil pembelajaran kooperatif di kelas, maka guru perlu memahami prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang dirangkum dari pendapat Nur (2000), Degeng (2000) dan Herawati (2000) dalam Wahid dan Rahman (2002).

a. Penyusunan kelas

Siswa dalam kelompok seharusnya duduk saling berhadapan pada saat bekerja bersama. Ada baiknya guru dapat menunjukkan kelompok dengan cukup menyebut nomor saja.

b. Ukuran kelompok

Kelompok akan dapat bekerja secara baik jika terdiri dari dua sampai lima siswa, tetapi dapat juga disesuaikan dengan bahan (materi) yang tersedia. Jika ketidakhadiran siswa tertentu mengganggu kinerja kelompok, maka susunan kelompok dapat diubah-ubah.

c. Menetapkan Siswa dalam Kelompok

Penempatan siswa dalam kelompok sebaiknya memperhatikan latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar agar tercipta suasana seperti dalam kehidupan sehari-hari (heterogen).

d. Mengubah Kelompok secara Periodik

Periode pengubahan kelompok bisa berpatokan pada pekan, catur wulan, atau unit pengajaran. Sebaiknya susunan kelompok diubah setelah siswa mengalami keberhasilan bersama dalam kelompoknya. Perubahan kelompok dilakukan agar siswa dapat secara sosial dengan teman-temannya di kelompok lain.

e. Menyiapkan Siswa untuk Bekerja Kooperatif

Mempersiapkan siswa secara matang untuk mengikuti pembelajaran kooperatif dengan menginformasikan tentang rasional, prosedur dan hasil yang diharapkan dari metode pembelajaran tersebut. Meyakinkan siswa bahwa mereka akan membutuhkan kerja sama tim ini kelak setelah mereka terjun dalam lingkungan masyarakat (kehidupan sehari-hari). Memberikan pengertian bahwa perlu waktu untuk mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif yang diperlukan. Menjelaskan tiga aturan dasar pembelajaran kooperatif, yaitu (a) tetap berada pada kelompok, (b) mengajukan pertanyaan pada kelompok Anda dulu, sebelum mengajukan kepada guru, dan (c) memberikan umpan balik pada ide-ide, hindari untuk mengkritik orang.

f. Menangani kelompok Kooperatif Pemula

Menangani kelompok yang baru pertama kali akan melaksanakan pembelajaran kooperatif sebaiknya diawali dengan hal-hal kecil dulu. Memulai dengan mengajarakan keterampilan kooperatif tingkat dasar dulu, baru dikuti dengan keterampilan kooperatif tingkat menengah dan tingkat mahir.

g. Memberikan Kesempatan Siswa untuk Saling Mengenal

Memberikan siswa beberapa kegiatan ringan yang dapat mengarahkan siswa untuk saling mengenal. Siswa yang saling mengenal satu dengan yang lainnya akan lebih enak dan senang bekerja bersama.

h. Menjelaskan Pelajaran

Menjelaskan mengenai rencana kegiatan pelajaran dengan menggunakan transparansi atau papan tulis, yang berisi panduan seperti :
  • Bentuk Kelompok : Jumlah siswa tiap kelompok.
  • Topik Hari ini : Pokok bahasan atau sub pokok bahasan.
  • Tugas : Kerja yang harus diselesaikan siswa
  • Tujuan : Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
  • Pembelajaran kooperatif : Keterampilan kooperatif yang digunakan
  • Informasi khusus : Metode evaluasi atau informasi yang terkait.

i. Memperkenalkan Keterampilan Kooperatif untuk Pelajaran

Menjelaskan keterampilan-keterampilan kooperatif yang akan digunakan bersama dengan siswa agar mereka merasa ikut memiliki proses pembelajaran kooperatif dan menyadari bahwa pembelajaran kooperatif memenuhi kebutuhan mereka.

j. Memonitor Siswa Menggunakan Keterampilan Kooperatif

Pertama kali menggunakan pembelajaran kooperatif, perlu diamati secara seksama untuk meyakinkan bahwa segala sesuatunya dimulai dengan awalan yang baik. Berkeliling di antara kelompok dan pasang telinga untuk memperoleh keyakinan bahwa siswa menyadari akan masalah komunikasi mereka dan sadar akan kemajuan mereka. Mencatat frekuensi penggunaan keterampilan kooperatif yang diamati tiap kelompok selama mengerjakan tugas tertentu.

k. Memberikan Bantuan

Guru memberikan bantuan dengan cara memperjelas perintah, mereviu konsep, atau menjawab pertanyaan, namun hindarilah melakukan intervensi dalam kelompok. Membiarkan siswa melakukan kesalahan dan selanjutnya dibimbing untuk melakukan evaluasi diri untuk mengetahui di mana letak kesalahannya. Peranan guru lebih sebagai pengawas pendukung daripada pengawas langsung.

l. Turun Tangan Mengajarkan Keterampilan Kooperatif

Apabila guru mengamati bahwa ada kelompok yang menghadapi lebih banyak masalah dengan belajar keterampilan kooperatif daripada kelompok lain, guru diharapkan turun tangan dengan meminta anggota kelompok mencari penyebabnya mengapa kelompok tidak efektif dan meminta mereka sendiri mengajukan suatu pemecahanmya.

m. Menutup Pelajaran

Siswa diminta untuk mengikhtisarkan apa yang mereka telah pelajari dan dapat menghubungkannya dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Guru diharapkan mereview butir-butir utama dan meminta siswa memberikan contoh dan menjawab pertanyaan akhir.

n. Mengevaluasi Proses Kelompok

Agar supaya kelompok-kelompok menyadari kemajuan mereka dalam belajar bekerja sama, mereka harus diberi waktu untuk mengevaluasi bagaimana mereka bekerja sama. Memberikan siswa waktu beberapa menit pada akhir pelajaran untuk menetapkan bahwa mereka mencapai kriteria yang ditetapkan untuk pelajaran tertentu.

o. Mengevaluasi Hasil Belajar Siswa

Ada beberapa cara untuk menentukan skor kelompok untuk siswa yang yang telah bekerja bersama untuk sebuah kuis atau tes, yaitu: (a) rata-rata skor seluruh anggota kelompok, (b) hanya menilai tes seorang anggota kelompok, atau (c) meminta seorang siswa dari suatu kelompok untuk mengerjakan tes. Guru tidak perlu memberitahukan terlebih dahulu siapa yang akan dipilih untuk mengikuti tes dan harus dipilih pada hari tes tersebut dilaksanakan. Cara lain dalam pemberian nilai tes individual adalah dengan memberikan bonus kepada setiap anggota kelompok itu mencapai skor tertentu pada tes tersebut. Cara lain lagi untuk menilai prestasi kelompok adalah berdasarkan pada peningkatan nilai setiap individu anggota kelompok tersebut.

p. Pekerjaan Rumah Kooperatif

Sejumlah pertanyaan dari sebuah lembar kerja dibagikan kepada anggota kelompok sehingga tiap anggota kelompok mendapat bagian. Kelompok ini mendapatkan nilai berdasarkan jawaban gabungan hasil kerja dari tiap anggota. Aternatif lain dalah seluruh anggota kelompok itu menjawab sejumlah soal yang sama kemudian mereka membandingkan semua jawaban untuk memilih jawaban terbaik untuk diserahkan kepada guru.

4. Pembelajaran Tipe Jigsaw pada pembelajaran kooperatif

Menurut Slavin dalam Nur dan Wikandari (2000), pembelajaran kooperatif pendekatan Jigsaw, siswa dikelompokkan ke dalam tim yang mempelajari materi akademik yang telah di bagi-bagi menjadi beberapa sub-bab. Setiap anggota tim membaca sub-bab yang ditugaskan. Kemudian, anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari sub-bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan sub-bab mereka. Kemudian para siswa itu kembali ke tim asal mereka dan bergantian mengajar satu tim mereka tentang sub-bab yang mereka pelajari.

Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan itu adalah alat ekskresi, seorang siswa mempelajari tentang ginjal, siswa lain mempelajari tentang hati, siswa yang lain lagi belajar tentang paru-paru, dan yang terakhir belajar tentang kulit. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Dengan demikian terdapat kelompok ahli kulit, ahli ginjal, ahli paru-paru, dan ahli hati. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal mereka dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompok sendiri (Ibrahim dkk, 2000). Gambar berikut menunjukkan hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli.