Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

OOGENESIS

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum dalam ovarium. Dalam Ovarium terdapat oogonium (oogonia=jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Oogenesis telah dimulai pada saat bayi perempuan masih dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berusia 6 bulan, oosit primer akan membelah secara miosis, namun miosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan mengalami puberitas. Oosit primer tersebut mengalami fase istirahat (dorman). Pada saat bayi perempuan lahir, dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosit primer. Saat mencapai puberitas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Oosit lainnya mengalami degradasi
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan miosis tahap pertamanya. Oosit pertama merupakan oosit berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder sedangkan sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
Oosit sekunder selanjutnya mengalami tahapan miosis II, namun pada miosis II ini, oosit sekunder tidak langsung selesai sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi vertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degradasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, miosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan. Akhirnya miosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga akan membelah menghasilkan dua badan polar kedua. akhirnya ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium. 

Gambar: Oogenesis yang terjadi dalam ovarium
Penjelasan gambar :
Oosit dalam oogonium berada dalam suatu folikel telur (folikel). Folikel merupakan sel pembungkus penuh cairan yang mengelilingi ovum. Folikel berfungsi menyediakan sumber makanan bagi oosid. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosid primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap miosis I pada oosid primer, folikel primer akan berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosid sekunder, polikel sekunder akan berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de graf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika fertilisasi tidak terjadi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

Materi terkait :