Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Mengawali tulisan ini, saya akan mengulas sedikit konsep pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dilema etika dan bujukan moral. 
Mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, tentu banyak hal yang perlu kita pertimbangkan. Landasan pemikiran kita dalam mengambil keputusan pada umumnya tergantung pada kondisi dan situasi yang kita alami pada saat itu. Nilai-nilai yang biasanya mendasari pemikiran dalam mengambil keputusan diantaranya adalah :
  1. Melakukan demi kebaikan orang banyak
  2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip atau nilai-nilai diri
  3. Melakukan apa yang diharapkan orang lain akan dilakukan kepada diri kita.
Mengambil keputusan dari suatu kasus, perlu kita tentukan terlebih dahulu apakah kasus tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral. Dilema etika ketika diperhadapkan pada pilihan benar versus benar, sedangkan bujukan moral ketika kita diperhadapkan pada pilihan benar versus salah.
Ketika kasus tersebut adalah bujukan moral, maka tentu keputusan yang tepat adalah memilih kebenaran. Namun yang perlu dilakukan analisis lebih lanjut ketika keputusan yang diambil dari sebuah kasus yang merupakan dilema etika.

Paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan dalam dilema etika dijabarkan sebagai berikut (Sumber; LMS Program Guru Penggerak, 2021). 
Paradigma yang dapat menjadi dasar pengambilan keputusan pada suatu dilema etika diantaranya adalah:
  1. Individu versus masyarakat (Individual versus community),
    Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar dimana individu ini juga menjadi bagian. Dapat pula komplik kepentingan pribadi versus kepentingan orang lain demikian pula  kelompok kecil melawan kelompok yang besar.  
  2. Rasa keadilan versus rasa kasihan (justice versus mercy)
    Dalam paradigma ini terdapat pilihan mengikuti aturan tertulis versus tidak mengikuti aturan. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakukan yang sama bagi semua orang di satu sisi dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang disisi lain.
  3. Kebenaran versus kesetiaan (truth versus loyalty)
    Kebenaran dan kesetiaan kadang bertentangan situasi dilema etika. kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur atau berlaku setia kepada orang lain. Apakah kita akan menyampaikan fakta yang sebenarnya atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok atau komitmen sebelumnya.
  4. Jangka pendek versus jangka panjang (short term versus long term)
    Paradigma ini sering terjadi dan mudah terlihat. Perlu untuk memilih yang kelihatan baik untuk saat ini dengan yang baik untuk masa datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issu-issu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup.

Prinsip pengambilan keputusan diantaranya adalah:
  1. Berpikir berbasis hasil akhir (end-based thingking)
  2. Berpikir berbasis peraturan (Rule-based thingking)
  3. Berpikir berbasis rasa peduli (care-base thingking)

Setelah mengambil keputusan dari kasus dilema etika, maka langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah melakukan 9 langkah pengujian sebagai berikut:
  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  2. Menentukan siapa yang terlibat
  3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
  4. Pengujian benar atau salah
    Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (uji legal), Apakah ada pelanggaran/kode etik profesi dalam kasus tersebut (uji regulasi), Berdasarkan perasaan/intuisi apakah ada yang salah dalam situasi ini?, Apa yang dirasakan bila keputusan ini dipublikasi dihalaman depan koran ?, kira-kita apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola dalam situasi ini. 
  5. Pengujian paradigma benar lawan benar
  6. Melakukan prinsip resolusi
  7. Investigasi opsi trilema
  8. Membuat keputusan
  9. Melihat lagi keputusan dan merefleksikan

Pengetahuan yang saya dapatkan dalam program pendidikan guru penggerak ini perlu untuk saya transfer atau desiminasikan pada teman sejawat di sekolah melalui kegiatan diskusi, atau pada saat rapat-rapat evaluasi pembelajaran atau MGMP sekolah.
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu maka pengetahuan yang saya peroleh ini sesekali saya posting pada group media sosial sekolah. Respon yang dilakukan oleh teman menjadi permulaan untuk melakukan diskusi pada topik tersebut.

Langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah terlebih dahulu mengklasifikasi kasus yang dihadapi apakah termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan bujukan moral maka tentu saya akan mengambil keputusan berlandaskan pada kebenaran. Sedangkan bila kasus tersebut merupakan dilema etika maka saya akan lanjutkan dengan analisis 9 pengujian keputusan. 

Kegiatan pengambilan keputusan menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan saya lakukan ketika diperhadapkan pada sebuah kasus dilema etika. kasus ini bisa saja merupakan kasus sekolah maupun kasus yang saya sendiri yang harus mengambil keputusan. Jika merupakan kasus sekolah maka saya akan menawarkan untuk menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagaimana pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Selama masa pendidikan guru penggerak, saya berharap dapat didampingi dan berkonsultasi kepada fasilitator dan pengajar praktik. Selanjutnya adalah kepala sekolah dan pengawas sekolah.


 

Posting Komentar untuk "Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran"