Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Berdiferensiasi

“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” 
(Ki Hajar Dewantara)

Konsep Pembelajaran Berdiferensiasi

Ilustrasi

Ibu Renjana, seorang guru kelas 3 SD, memiliki 32 murid dalam kelasnya. Saat ini, ia sedang mengajar materi perkalian. Ketika memberikan tugas kepada murid-murid untuk menyelesaikan soal-soal perkalian, Ibu Renjana melihat bahwa ada 3 murid yang menyelesaikan lebih cepat daripada yang lain. Untuk menghindari kebosanan dan gangguan kepada murid-murid lainnya, Ibu Renjana memutuskan untuk memberikan lembar kerja tambahan kepada ketiga murid ini.

Miskonsepsi

Penting untuk diingat bahwa pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti guru harus mengajar dengan 32 pendekatan yang berbeda untuk setiap murid dalam kelas. Hal ini juga tidak berarti guru harus menambah jumlah soal bagi murid yang lebih cepat menyelesaikan tugas daripada yang lainnya. Pembelajaran berdiferensiasi juga tidak berarti guru harus mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kecerdasan atau memberikan tugas yang berbeda untuk setiap individu.

Pembelajaran berdiferensiasi lebih berkaitan dengan memahami kebutuhan individual setiap murid dan memberikan dukungan serta pengajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka. Guru dapat melakukan hal ini dengan menggunakan berbagai strategi seperti penggunaan materi tambahan, kerja kelompok yang heterogen, atau penugasan proyek yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat setiap murid.

Tujuan utama pembelajaran berdiferensiasi adalah memastikan bahwa setiap murid mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka. Dengan pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif dan mendukung perkembangan semua murid dalam kelas.


Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?

Menurut Tomlinson (1999), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. 

Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru berusaha secara konsisten merespon kebutuhan belajar setiap muridnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap murid mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajarnya.
 
Tomlinson (1999) lebih lanjut menjelaskan bahwa Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
 
Keputusan-keputusan tersebut menurut Tomlinson diantaranya adalah :
  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. 
  3. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Jadi...

Keputusan Ibu Renjana untuk memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang menyelesaikan lebih dahulu bukanlah contoh dari pembelajaran berdiferensiasi. Keputusan tersebut diambil dengan alasan agar ketiga murid tidak mengganggu teman-temannya yang masih bekerja. Namun, pembelajaran berdiferensiasi sebenarnya melibatkan memberikan tingkat kompleksitas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan belajar individu.

Kemungkinan bahwa ketiga murid tersebut membutuhkan tantangan yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menyediakan materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing murid untuk meningkatkan pemahaman dan perkembangan mereka secara individual.

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Maka, Ibu Renjana harus memperhatikan kebutuhan belajar muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.

1 komentar untuk "Pembelajaran Berdiferensiasi"

Klikmi.com Sabtu, 04 November, 2023 Hapus Komentar
Bacaan yang bagus untuk penambah pemahaman akan prihal deferensiasi guru dalam mengajar.yerimakasih atas tambahan ilmunya.sukses pak guru.